Bintang katai putih pertama yang ditemukan merupakan bintang yang berdekatan dengan Sirius dan diidentifikasi pada tahun 1862.
Katai putih dianggap sebagai titik akhir dari evolusi suatu bintang dan merupakan inti bintang dimana reaksi fusi berlangsung.
Karena tidak terjadi reaksi fusi lagi, katai putih tidak memiliki sumber energi, meskipun pada awalnya, katai putih bersuhu sangat panas.Lama kelamaan, panas dan cahaya yang dipancarkan katai putih semakin kecil. Dibandingkan dengan tahap sebelumnya, katai putih sangat stabil.
Katai putih yang terdiri dari materi degeneratif kompak memiliki kepadatan sangat tinggi yang diakibatkan efek gravitasi.
Kepadatan katai putih diperkirakan 1.000.000 kali lebih besar dari kepadatan matahari. Massa rata-rata katai putih diperkirakan sekitar 0,5-10 massa matahari dengan diameter hampir sama dengan bumi atau sekitar 100 kali lebih kecil dari matahari.
Katai putih memiliki suhu permukaan sekitar 8.000 derajat Celcius.
Meskipun memiliki suhu permukaan yang tinggi, ukuran kecil membuat kecerahannya tampak rendah, hanya sekitar 1% kecerahan matahari.
Katai putih biasanya dapat dikelompokkan berdasarkan massa dan komposisinya. Bintang dengan massa yang lebih ringan akan membentuk katai putih tipe karbon-oksigen (terdiri dari karbon dan oksigen), sedangkan bintang dengan setidaknya empat kali massa matahari membentuk katai putih neon-oksigen (terdiri dari neon dan oksigen). Tergantung pada unsur pembentuk utama, katai putih diklasifikasikan sebagai dA, dB, dO, dAO, dan dAB, di mana ‘d’ merupakan singkatan dari ‘degeneratif’, ‘A’ untuk hidrogen, ‘B’ untuk helium netral, dan ‘O’ untuk helium terionisasi.
Selama periode waktu tertentu, katai putih akan terus memancarkan panas. Akhirnya, suhu permukaan akan mendingin sehingga akhirnya katai putih tidak lagi terlihat dan mengarah pada pembentukan lubang hitam (black hole) yang dingin. Salah satu pendapat astrofisikawan terhadap kurcaci putih yaitu, planet dekat bintang katai putih kemungkinan layak huni. Karena kurcaci putih mempunyai suhu yang tidak jauh beda dengan matahari kita. Planet yang seperti itulah yang dapat menjadi tempat untuk manusia kedepannya setelah matahari menjadi raksasa merah. Para astronom masih mencari bukti tentang kebenaran pendapat tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar