Teori
Kabut atau disebut juga Teori Nebula. Teori Nebula pertama kali dikemukakan
oleh Emanuel Swedenborg (1688-1772) tahun 1734 dan disempurnakan oleh Immanuel
Kant (1724-1804) pada tahun 1775. Dan dikembangkan oleh beberapa ahli, Astronom
Jerman C. von Weizsaeckar memperkenalkan hipotesis nebulanya pada tahun
1940-an. Dia berpendapat bahwa suatu lapisan materi bersifat gas pernah muncul
dan keluar sampai jauh sekali dari garis khatulistiwa matahari di jaman purba.
Sebagian besar lapisan ini terdiri dari
unsur ringan hidrogen dan helium. Akhirnya, tekanan panas dan radiasi matahari
menghilangkan sebagian besar hidrogen dan helium serta meninggalkan unsur-unsur
yang lebih berat. Unsur-unsur yang lebih berat itu secara bertahap berkumpul
dalam suatu deretan konsentris yang berbentuk seperti ginjal. Deretan massa ini
menarik bahan-bahan lain yang terdapat di ruang angkasa dan berkembang menjadi
planet.
Immanuel Kant (1749-1827), seorang ilmuwan filsafat jerman yang membuat suatu hipotesis tentang terbentuknya tata surya. Menurut Kant: ‘Dijagat raya terdapat gumpalan kabut yang berputar perlahan-lahan sehingga lama kelamaan bagian tengan kabut itu berubah menjadi gumpalan gas yang kemudian membentuk matahari, dan bagian kabut disekelilingnya membentuk planet-planet, satelit, dan benda-benda langit lainnya.’ Dan pendapat immanuel Kant disempurnakan oleh Pierre Marquis de Laplace yang telah dijelaskan diatas. Persamaan kedua teori diatas, terletak pada material asal pembentuk tata surya, yaitu teori kabut (nebula), sehingga kedua teori itu disebut Teori Nebula atau Teori Kabut, atau lebih dikenal dengan nama Teori Kant dan Laplace.
Laplace berpendapat bahwa orbit berbentuk hampir melingkar dari planet-planet merupakan konsekuensi dari pembentukan mereka. Teori Kabut (Nebula) menceritakan kejadian tersebut dalam 3 (tiga ) tahap. Pertama, Matahari dan planet-planet lainnya masih berbentuk gas, kabut yang begitu pekat dan besar. Kedua, Kabut tersebut berputar dan berpilin dengan kuat, dimana pemadatan terjadi di pusat lingkaran yang kemudian membentuk matahari. Pada saat yang bersamaan materi lainpun terbentuk menjadi massa yang lebih kecil dari matahari yang disebut sebagai planet, bergerak mengelilingi matahari. Dan yang terakhir, Materi-materi tersebut tumbuh makin besar dan terus melakukan gerakan secara teratur mengelilingi matahari dalam satu orbit yang tetap dan membentuk Susunan Keluarga Matahari.
Dalam setiap teori pasti terdapat kelebihan dan kelemahannya, itu juga terjadi dengan teori kabut (Nebular Theory) berikut merupakan kelebihan dan kekurangan teori kabut. Teori ini berhasil menjelaskan bahwa tata surya datar, orbit ellips planet mengelilingi matahari hampir datar. adapun kekurangan dari teori kabut yaitu, James Clerk Maxwell dan Sir James Jeans menunjukkan bahwa massa bahan dalam gelang-gelang tak cukup untuk menghasilkan tarikan gravitasi sehingga memadat menjadi planet. F. R. Moulton pun menyatakan bahwa teori kabut tidak memenuhi syarat bahwa yang memiliki momentum sudut paling besar haruslah planet bukan matahari. Teori kabut menyebutkan bahwa matahari yang memiliki massa terbesar akan memiliki momentum sudut yang paling besar.
Dalam perkembangannya, muncul berbagai teori tentang pembentukan tata surya yang dikemukakan oleh berbagai pakar astronomi di berbagai belahan dunia. Misalnya teori bigbang oleh Georges Lemaitre, teori Bintang kembar oleh Lyttleton, teori Planetesimal oleh Forest Ray Moulton. Dan berbagai teori lainnya. Meskipun dengan semua teori tersebut yang sudah disebutkan, kemungkinan teori tersebut dapat dipatahkan ataupun diperbaharui dengan berbagai bukti yang ditemukan para ahli astronomi kedepannya. Karena ilmu pengetahuan tidak bersifat statis, maka dari itu sesuai perkembangan jaman yang makin canggih maka akan ditemukan berbagai bukti-bukti lainnya, bukti tentang berbagai keanehan di alam semesta.
Immanuel Kant (1749-1827), seorang ilmuwan filsafat jerman yang membuat suatu hipotesis tentang terbentuknya tata surya. Menurut Kant: ‘Dijagat raya terdapat gumpalan kabut yang berputar perlahan-lahan sehingga lama kelamaan bagian tengan kabut itu berubah menjadi gumpalan gas yang kemudian membentuk matahari, dan bagian kabut disekelilingnya membentuk planet-planet, satelit, dan benda-benda langit lainnya.’ Dan pendapat immanuel Kant disempurnakan oleh Pierre Marquis de Laplace yang telah dijelaskan diatas. Persamaan kedua teori diatas, terletak pada material asal pembentuk tata surya, yaitu teori kabut (nebula), sehingga kedua teori itu disebut Teori Nebula atau Teori Kabut, atau lebih dikenal dengan nama Teori Kant dan Laplace.
Laplace berpendapat bahwa orbit berbentuk hampir melingkar dari planet-planet merupakan konsekuensi dari pembentukan mereka. Teori Kabut (Nebula) menceritakan kejadian tersebut dalam 3 (tiga ) tahap. Pertama, Matahari dan planet-planet lainnya masih berbentuk gas, kabut yang begitu pekat dan besar. Kedua, Kabut tersebut berputar dan berpilin dengan kuat, dimana pemadatan terjadi di pusat lingkaran yang kemudian membentuk matahari. Pada saat yang bersamaan materi lainpun terbentuk menjadi massa yang lebih kecil dari matahari yang disebut sebagai planet, bergerak mengelilingi matahari. Dan yang terakhir, Materi-materi tersebut tumbuh makin besar dan terus melakukan gerakan secara teratur mengelilingi matahari dalam satu orbit yang tetap dan membentuk Susunan Keluarga Matahari.
Dalam setiap teori pasti terdapat kelebihan dan kelemahannya, itu juga terjadi dengan teori kabut (Nebular Theory) berikut merupakan kelebihan dan kekurangan teori kabut. Teori ini berhasil menjelaskan bahwa tata surya datar, orbit ellips planet mengelilingi matahari hampir datar. adapun kekurangan dari teori kabut yaitu, James Clerk Maxwell dan Sir James Jeans menunjukkan bahwa massa bahan dalam gelang-gelang tak cukup untuk menghasilkan tarikan gravitasi sehingga memadat menjadi planet. F. R. Moulton pun menyatakan bahwa teori kabut tidak memenuhi syarat bahwa yang memiliki momentum sudut paling besar haruslah planet bukan matahari. Teori kabut menyebutkan bahwa matahari yang memiliki massa terbesar akan memiliki momentum sudut yang paling besar.
Dalam perkembangannya, muncul berbagai teori tentang pembentukan tata surya yang dikemukakan oleh berbagai pakar astronomi di berbagai belahan dunia. Misalnya teori bigbang oleh Georges Lemaitre, teori Bintang kembar oleh Lyttleton, teori Planetesimal oleh Forest Ray Moulton. Dan berbagai teori lainnya. Meskipun dengan semua teori tersebut yang sudah disebutkan, kemungkinan teori tersebut dapat dipatahkan ataupun diperbaharui dengan berbagai bukti yang ditemukan para ahli astronomi kedepannya. Karena ilmu pengetahuan tidak bersifat statis, maka dari itu sesuai perkembangan jaman yang makin canggih maka akan ditemukan berbagai bukti-bukti lainnya, bukti tentang berbagai keanehan di alam semesta.